Sumber Daya Manusia Sehat: Pendukung Percepatan Pembangunan Kesehatan di Daerah Tertinggal.
Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan
sumberdaya manusia yang berkualitas. Salah satu ciri dari sumber daya manusia yang
berkualitas yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan
kesehatan yang prima. Kesehatan merupakan hak dasar dari setiap indvidu. Dalam Undang-undang Dasar
1945 dan Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Undang-undang nomor
23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa kesehatan adalah hak asasi
manusia yang merupakan hak fundamental setiap warga. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) juga memuat tentang
Indonesia Sehat 2025. Dimana dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan strategis
pembangunan kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat jasmani, rohani maupun sosial, yaitu lingkungan yang
terbebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedianya air minum ,
sarana sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat,
perencanaan kawasan yng berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan
masyarakat yang memiliki solidaritas sosial dengan memelihara nilai nilai
budaya bangsa.
Apa saja yang menjadi masalah kesehatan
di Indonesia?. Permasalahan yan muncul di masyarakat Indonesia saat ini dapat
dikelompokan menjadi empat yaitu:
- Masalah kesehatan yang disebabkan perilaku kesehatan yang dipengaruhi tingkat pendidikan, sehingga pengatahuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat kurang. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih berpenddikan rendah. Sehingga kurang paham akan arti pentingnya kesehatan.
- Masalah kesehatan lingkungan. Sering kita temui keadaan lingkungan yang tidak sehat, seperti kurang tersedianya air bersih, tidak ada nya tempat pengelolaan sampah, membuang sampah sembarangan yang menyebabkan banjir dan timbulnya penyakit, polusi udara akibat dari dampak industri
- Masalah Pelayanan Kesehatan. Masalah pelayanan kesehatan seperti kurangnya sumber daya baik petugas kesehatan, bangunan dan sarana pendukung kesehatan, sehingga menyebabkan beberapa golongan masyarakat yang belum mendapatkan pelayanan yang maksimal. Sebagai contoh kasus terjadi di Pontianak, yaitu ada pasien yang keluhkan Pelayanan BPJS RSUD Soedarso.
- Masalah Petugas Kesehatan. Masalah kesehatan di Indonesia tentang petugas biasanya terletak pada masyarakat yang sulit untuk menerima pelayanan kesehatan , karena petugas yang masih profesional masih terbilang kurang serta keberadaannya tidak merata. Petugas kesehatan di daerah perdesaan yang terpencil atau daerah tertinggal masih minim.
Kesehatan merupakan hal yang vital yang menunjang keberlangsungan suatu
negara. Begitu juga Indonesia akan kuat
jika didukung oleh masyarakatnya yang sehat, baik fisik maupun mental. Untuk wilayah Indonsia sendiri, daerah-daerah
yang memiliki tingkat kesehatan yang rendah pada umumnya berada di daerah
tertinggal. Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang masyarakat serta
wiayahnya relatif kurang berkembang, dibandingkan daerah lain dalam skala
nasional. Suatu daerah dikategorikan sebagai daerah tertinggal, karena beberapa
faktor penyebab, antara lain:
- Geografis. Umumnya secara geografis daerah tertinggal relatif sulit dijangkau
karena letaknya yang jauh di pedalaman, perbukitan/ pegunungan, kepulauan,
pesisir, dan pulau-pulau terpencil atau karena faktor geomorfologis
lainnya sehingga sulit dijangkau oleh jaringan baik transportasi maupun
media komunikasi.
- Sumberdaya Alam. Beberapa daerah tertinggal tidak memiliki potensi sumberdaya alam,
daerah yang memiliki sumberdaya alam yang besar namun lingkungan
sekitarnya merupakan daerah yang dilindungi atau tidak dapat
dieksploitasi, dan daerah tertinggal akibat pemanfaatan sumberdaya alam
yang berlebihan.
- Sumberdaya
Manusia. Pada umumnya masyarakat di daerah
tertinggal mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan
yang relatif rendah serta kelembagaan adat yang belum berkembang.
- Prasarana dan
Sarana. Keterbatasan prasarana dan
sarana komunikasi, transportasi, air bersih, irigasi, kesehatan,
pendidikan, dan pelayanan lainnya yang menyebabkan masyarakat di daerah
tertinggal tersebut mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas ekonomi
dan sosial.
- Daerah
Terisolasi, Rawan Konflik dan Rawan Bencana. Daerah tertinggal secara fisik lokasinya amat terisolasi,
disamping itu seringnya suatu daerah mengalami konflik sosial bencana alam
seperti gempa bumi, kekeringan dan banjir, dan dapat menyebabkan
terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi.
Pembangunan Perdesaan Sehat sebagai
solusi Percepatan Pembangunan Kualiats Kesehatan Berbasis Perdesaan di Daerah
Tertinggal didukung oleh 5 pilar:
- Percepatan ketersediaan Dokter Puskesmas bagi seluruh puskesmas di Daerah Tertinggal. Upaya untuk meningkatkan ketersediaan dokter di seluruh puskesmas di daerah tertinggal dapat dilakukan dengan penugasan dokter-dokter di daerah tertinggal dengan memberikan fasilitas seperti tempat tinggal dan kendaraan untuk dokter, gaji dan tunjangan yang layak bagi dokter. Sehingga ketika di tempatkan didaerah tertinggal atau terpencil dokter tersebut dapat hidup dengan layak dan nyaman. serta betah dan tidak ingin pindah ke kota. Program pengabdian dokter di daerah tertinggal dapat menjadi alternatif dalam mengatasi kekurang dokter di daerah tertinggal.
- Percepatan Ketersediaan Bidan Desa bagi seluruh desa di daerah tertinggal. Sama halnya dengan dokter, bidan pun harus diparhatikan tingkat kesejahteraannya. Karena pada umumnya seseorang enggan untuk tinggal didaerah terpencil karena sarana dan prsarana dasar yang dirasa kurang layak. Oleh karena itu, fasilitas dasar diperdesaan harus diperhatikan.
- Percepatan Ketersediaan air bersih bagi setiap rumah tangga di daerah tertinggal. Untuk meningkatkan ketersediaan air bersih, sebaiknya dibuatkan program-program yang dikerjakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Pembangunan sumur-sumur air bersih, pipanisasi dari sumber mata air ke daerah penduduk, sebagai upaya untuk meningkatkan ketersediaan sarana air bersih. Kegiatan yang sama pernah saya lakukan ketika bekerja sebagai Fasilitator Kecamatan untuk Program PNPM Mandiri Perdesaan, di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor pada Tahun 2009, kami membangun pipanisasi untuk desa yang kekurangan air dengan menghubungkan pipa dari sumber mata air ke perkampungan penduduk, dimana air ini ditampung di bak-bak penampungan. Dari bak penampungan ini disalurkan ke rumah-rumah penduduk. Hal yang sama juga pernah saya lakukan di Desa Sukaharja Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor pada tahun 2011. Dengan adanya pembangunan sarana air bersih melalui pipanisasi ini, masyarakat di desa tersebut tidak kekurangan air bersih lagi.
- Percepatan ketersediaan sanitasi bagi setiap rumah tangga di daerah tertinggal. Upaya untuk meningkatkan ketersediaan sanitasi dengan pembangunan MCK umum, pembuatan septik tank, sehingga limbah rumah tangga tidak dialirkan ke sungai, yang dapat mencemari sungai. Sebagai contoh, di Kabupaten Bogor, masyarakat yang tinggal diperdesaanya masih ada yang buang air besar sembarangan. Ada istilah dolbon (modol di kebon = buang air besar di kebun dan istilah dolsek = modol di keresek = buang air di kantong keresek dan dilemparkan ke sembarang tempat). Untuk mengantisipasi hal tersebut, melalui program yang sama ketika saya bekerja di PNPM, melalui penggalian permasalahan dan potensi yang ada di masyarakat, desa yang masyarakatnya masih dolbon dan dolsek ini dibangunkan MCK-MCK umum. Hal yang sama dapat dilakukan di daerah tertinggal lainnya.
- Percepatan Ketersediaan gizi seimbang bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita. Program KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) yang mendukukung pola makan B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan Aman) dapat menjadi salah satu solusi upaya percepatan Ketersediaan gizi di masyarakat umumnya dan khususnya untuk Ibu hamil, menyusui dan balita. Program KRPL ini merupakan salah satu prgram pemerintah yang mendukung ketahanan pangan. Solusi sederhana, yang mudah dilaksanakan oleh keluarga. Program KRPL dengan memanfaatkan pekarangan untuk menghasilkan pangan yang bergizi dan sehat dikonsumsi keluarga. Pemanfaatan pekarangan ini tidak memerlukan biaya besar, setiap rumah tangga bisa melaksanakannya dengan biaya yang murah atau tanpa biaya sama sekali dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa atau daerah tertinggal.
Pembangunan fisik, berupa sarana-sarana dasar yang perlu dibangun dalam
upaya percepatan Pembangunan Desa yang Sehat melalui 5 (lima) pilar tersebut merupakan
sebagian kecil solusi yang bisa diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan
kesehatan di daerah tertinggal. Pembangnan fisik oleh pemerintah tidak akan pernah berhasil tanpa dukungan dari
masyarakat yang berada di desa tertinggal. Sebagus dan sehebat apapun program
itu, dijamin tidak akan pernah berhasil.
Lima pilar percepatan pembangunan
perdesaan sehat ini akan berhasil jika masyarakat ikut berperan aktif untuk menyukseskan.
Yang membangun kesehatan di desa tertinggal ini bukanlah tugas pemerintah saja,
tapi yang membangun adalah masyarakatnya. Hal yang paling utama, masyarakat harus sadar tentang arti pentingnya
kesehatan. Kesehatan sebagai investasi yang tak ternilai harganya. Kesehatan
yang baik dapat membangun generasi yang berkualitas, baik dari segi fiisik
maupun non fisik. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas ini didukung oleh
lingkungan yang sehat. Dan yang dapat mewujudkan lingkungan yang sehat ini
adalah masyarakat itu sendiri. Masyarakat sehat, maka negara pun akan kuat.
Tulisan Ini Diikut sertakan Pada Kompetisi Blog Jambore Perdesaan Sehat
Tulisan Ini Diikut sertakan Pada Kompetisi Blog Jambore Perdesaan Sehat
Sumber referensi:
http://www.pontianakpost.com/metropolis/13297-pasien-keluhkan-pelayanan-bpjs-rsud-soedarso.html
2 Comments
ajarin cara nulis blog donk
ReplyDeleteitu ada yg komen coba di balas atuh biar blognya hidup
ReplyDelete