Unyu dan Aku
Saat itu cuaca sangat panas, aku dan temanku mampir ke pedagang es kelapa muda. Saat itu tepatnya adalah Bulan September 2017. Saat asik sedang menikmati es kelapa muda dingin, terdengar suara “eongan” anak kucing. Kucing kecil sebesar kepalan tanganku berlari lincah kesana kemari. Anak kucing yang mungil itu terlihat lucu menggemaskan.

Melihat kucing mungil tersebut, aku jadi teringat kucing kesayangan ku Phiu yang meninggal seminggu yang lalu pada saat itu. Terdorong hati untuk memelihara anak kucing mungil itu. Lalu aku bertanya kepada pedagang kelapa muda, apakah kucing ini ada pemiliknya? Pedagang kelapa muda itu mengatakan kepada ku bahwa anak kucing itu adalah buangan dari orang yang tidak dikenal.

Karena kucing ini tidak bertuan, aku memutuskan untuk membawa anak kucing mungil itu ke rumah. Menurut keterangan pedagang es kelapa muda, ada dua ekor anak kucing yang dibuang. Tapi aku hanya melihat satu. Awalnya aku memtuskan untuk merawat satu anak kucing ini saja. Namun, tiba-tiba hati ini merasa kasihan jika saudara dari anak kucing mungil ini ditinggalkan sendirian. Akhirnya aku putuskan untuk mencari saudara dari si kucing mungil ini.

Setelah mencari di sekitar tempat pedagang es kelapa muda, kucing mungil yang satunya akhirnya ditemukan. Dia awalnya takut melihat aku, jadi dia bersembunyi. Namun akhirnya aku berhasil menangkapnya dan kubawa pulang kedua ekor anak kucing mungil tersebut.

Unyu dan Oreng setelah beberapa bulan dipelihara
Sampai di rumah aku bersihkan dan ku beri makan kedua kucing mungil itu. Mereka lebih terlihat lincah, lucu dan menggemaskan setelah dibersihkan dan diberi makan. Kedua kucing itu aku beri nama Jago Oreng dan Jalu UNYU.Kedua kucing tersebut, aku pasangkan kalung sesuai dengan namanya. Si Oreng ku beri kalung berwarna Oranye dan Si UNYU kuberi kalung berwarna ungu.

Itulah kisah satu tahun yang lalu. Saat takdir menemukan aku dan kedua kucing mungil itu. Setahun berlalu, takdir memisahkan aku dengan salah satu kucing tersebut, yaitu UNYU. Tepatnya Hari ini, tanggal 2 September 2018, pukul 01.15 dini hari UNYU menghembuskan nafas terakhirnya.

Melalui tulisan di Blog ini aku ingin berbagi cerita tentang UNYU yang begitu membekas di hati. Untuk para pecinta kucing atau Cat Lover pasti sangat sedih sekali jika kucing kesayangannya meninggal dunia. Itulah yang kurasakan saat ini rasa kehilangan yang begitu dalam, serasa sebagian dari nyawaku ada yang hilang. (Ma’af kalau perasaan aku saat ini aga sedikit lebay dan melow).

Sedih, dan tanpa sadar air mata tidak berhenti menetes ketika mengingat kembali masa-masa ketika UNYU masih hidup. Sadar bahwa hanya satu tahun waktu bahagia yang diberikan oleh Allah melalui UNYU, aku berusaha menepis kesedihanku.

UNYU yang selalu ada, ketika aku pulang kerja. Menjemput di depan pagar rumah. Lalu berlari didepanku, dan mengajakku untuk segera membukakan pintu rumah. Di saat lelah kerja dia menghiburku dengan tingkah lucunya. Dia membuatku tersenyum dan seolah semua beban masalahku ku menjadi hilang.

UNYU yang setiap pagi membangunkaku. Ketika alarm di HP tidak mempan membangunkanku, UNYU membangunkanku dengan berlari-lari di badanku. Seolah menyuruh aku untuk bangun untuk melaksanakan sholat. Mungkin ini adalah satu dari banyak bentuk kasih sayang Allah padaku. Mengingatkanku untuk bangun di sepertiga malam untuk bersujud Pada-Nya melalui UNYU.

UNYU yang tidak sabaran saat ingin makan. Tingkahnya kadang membuatku kesal, tapi sekaligus membuatku ingin tertawa lepas. Setiap aku membuatkan makanan kesukaannya “Rames Tempe Tongkol” Si UNYU kadang kurang bersabar. Dia selalu loncat naik ke badanku, atau bahkan ke punggungku. Aku merasa terhibur dengan tingkah lucu UNYU ini.

Di setiap selesai melaksanakan sholat, UNYU menghampiriku. Kemudian dia duduk manja di pangkuanku. Dia menatapku dengan tatapan manis dan tingkah manja seolah dia ingin berdo’a bersamaku. Selesai berdo’a kupeluk dia. Tatapan manis dan tingkah manja nya, membuat mood atau hatiku menjadi nyaman. Aku bersyukur kepada Allah karena ada UNYU disisiku.

Saat sibuk depan laptop, dan kadang membuat kepala aga stress, UNYU hadir disamping laptop aku. Dia seolah mengerti bahwa Tuannya sedang sibuk, dia seakan tahu dengan menemaniku bisa menyemangatiku. Dan itu benar adanya. Aku merasa UNYU adalah sumber energiku ketika aku harus menyelesaikan pekerjaan di depan laptop, yang bisa jadi membosankan dan melelahkan.

Meskipun hanya satu tahun, banyak kisah yang membekas di hati karena UNYU. UNYU adalah salah satu sebab kebahagianku. Sekarang UNYU sudah pergi, meninggalkan kenangan dihati. Walau masih terasa hampa.

Aku ingat lima hari yang lalu, saat aku akan berangkat kerja UNYU begitu manja. Dia duduk dipangkuanku dan tidak mau pergi. Malamnya UNYU selalu berada didekatku, hingga tidur bersamaku. Keesokan harinya, UNYU bertingkah manja lagi. Karena aku harus berangkat kerja aku tinggalkan UNYU didepan halaman rumah supaya bisa bermain dengan saudaranya “Oreng” dan kucing tetangga yang lain.

Sebelum berangkat kerja, di pintu pagar rumah ada kucing liar “sakit” . Kemudian aku usir kucing itu supaya pergi, dan si kucing sakit ini bersembunyi di bawah pohon mangga milik tetangga depan rumah aku. Saat itu UNYU mengejar dan mendekati kucing liar itu. Sekilas aku sempat khawatir UNYU tertular, karena sudah hampr terlambat, aku putuskan untuk pergi kerja.

Sepulang kerja, aku mendengar UNYU seperti tersedak dan sampai seperti muntah, tapi tidak ada sesuatu yang dimuntahkan. Aku menduga ada tulang ikan yang menempel di dalam rongga mulutnya. Aku coba melihatnya , namun UNYU merasa kesakitan ketika aku mencoba membuka mulutnya. Awalnya aku fikir, akan sembuh dan hilang sendiri tulang ikan yang ada dimulutnya itu.

Pada malam hari, ketika aku sedang didepan laptop. UNYU tidur di atas meja dihadapanku. Dia tersedak beberapa kali saat tidur. Karena ngantuk, akupun pindah ke kamar dan UNYU mengikutiku. Namun ada yang aneh, biasanya UNYU langsung naik ke tempat tidur saat Aku akan tidur, biasanya dia tertidur di kakiku. Malam itu dia memilih tidur di bawah meja kecil yang ada di kamar tidurku.

Esoknya, pada waktu subuh aku terbangun. Aku cek Ungu di bawah meja tidak ada. Aku sempat mencari-cari ke ruangan lain. Ternyata UNYU ada dibawah tempat tidurku. Dia seperti kesakitan. Aku kesulitan mengeluarkan dia di bawah tempat tidurku. Namun , setelah kupanggil beberapa kali dia merespon menghampiriku.

Aku melihat mulut UNYU penuh dengan liur. Aku khawatir sekali saat itu. Sambil berangkat kerja aku bawa UNYU dan aku mampir ke Puskeswan di Laladon. Aku bertemu dengan dokter hewannya. Sekilas pengamatan dari dokter hewan menyebutkan dia terkena sariawan, dan dia menyarankan aku untuk mencekok UNYU dengan makanan jika UNYU tidak mau makan.

Setelah ngobrol sebntar dengan dokter hewan tadi, beliau mempersilahkan aku untuk masuk ke ruang pemeriksaan hewan, dan memeriksakan UNYU pada asistennya. UNYU diperiksa oleh kedua orang asistennya itu. Mereka menduga UNYU terkena Virus Parvo, karena mulutnya mengeluarkan lendir. Tapi menurutku UNYU tidak terkena Virus itu, karena tidak ada gejala muntah kuning, berak darah, demam tinggi serta mata dan hidung berair.

Tapi Mereka tetap bersikeras bahwa UNYU terkena virus Parvo dan mereka tidak bisa mengobati UNYU. Mereka memprediksi bahwa masa hidup UNYU paling lama adalah satu minggu. Spontan Aku kaget dan sedih, UNYU tidak ada harapan sembuh. Tapi Aku bersikeras agar mereka memberikan pengobatan untuk UNYU. Namun karena fasilitas terbatas, mereka hanya memberikan suntikan antibiotik dan vitamin. Dan mereka juga berharap bahwa diagnosa mereka terhadap UNYU keliru, sehingga UNYU bisa sembuh.

Aku pulang dari Puskeswan dalam keadaan sedih dan lunglai. Tapi aku tidak putus asa, aku bertekad untuk menyembuhkan UNYU. Aku ikuti saran Bu Dokter hewan, aku putuskan mencekoki UNYU dengan makanan yang bisa membuat UNYU tidak lemas.

Pulang dari Puskeswan, aku cekoki UNYU dengan susu beruang dan kuning telur. UNYU masih terlhat lemas. Karena badannya demam, aku beri dia larutan madu dan sari kurma, serta obat herbal untuk kucing. Tapi air liur UNYU tetap ada dan tidak hilang.

Semalaman aku jaga UNYU, aku memberi makan rutin 3 jam sekali suapaya dia tidak lemas. Sempat terfikir untuk membawa UNYU ke Rumah Sakit Hewan. Namun aku teringat pengalaman sebelumnya, kucing kesayangan Aku tetap mati setelah berobat kesana, padahal biaya pengobatannya tidak murah.

Aku mencari Informasi di Internet, ada video Cat Lover di Youtube yang memiliki pengalaman menyembuhkan kucing secara alami. Ciri-ciri penyakit kucing dia sama dengan ciri-ciri sakit UNYU saat itu. Tubuh UNYU lemas, tidak nafsu makan, sembunyi di tempat yang gelap dan mulutnya mengeluarkan air liur yang bau

Kucing dari si Cat LOver ini diduga keracunan, oleh karena itu dia memberi perawatan awal dengan memberikan air kelapa hijau. Kucing si Cat lover ini tiga jam setelah di beri cairan air kelapa ijo, sudah membaik dan akhirnya sembuh.

Dengan melihat postingan di Youtube itu, aku optimis bahwa UNYU bisa sembuh. Keesokan paginya aku pergi membeli air kelapa ijo dan juga wetfood kucing untuk menambah nafsu makan. Setelah mendapatkan air kelapa ijo, aku minumkan ke mulut UNYU, Alhamdulillah dia mau meminumnya, walaupun dipaksa dengan menggunakan sringe. Setelah kuberi air kelapa ijo, aku biarkan UNYU istrahat.

Satu jam berlalu, aku mengecek kondisi UNYU, air liur dimulutnya sudah berkurang. Beberapa kali setiap setengah jam aku minumkan air kelapa ijo. Alhamdulillah liurnya udah hampir tidak ada.

Aku semakin optimis UNYU bisa sembuh. Apalagi setelah aku UNYU masih mampu Buang kotoran di Liter Box nya. Sehingga aku beranggapan racun yang ada dalam tubuhnya sudah berkurang, sudah dibuang dari tubuhnya.

Namun, setelah beberapa jam kuberi air kelapa ijo, aku masih melihat UNYU lemas. Dan ada yang aneh dengan matanya. Mata UNYU tidak bereaksi dengan cahaya. Biasanya mata kucing yang sehat, bagian yang hitam (iris) akan mengecil jika ada cahaya, mata UNYU tidak bereaksi seperti itu

Sontak aku mulai pesimis, aku teringat ketika Phiu, kucing aku sebelumnya. Saat sakit parah dan sekarat matanya persis seperti mata UNYU saat itu. Hati mulai was-was, tapi aku berusaha untuk tidak panik. Aku mencari Informasi di Internet tentang “Tanda-tanda Kucing akan Mati”. Dan Jleb!!, UNYU menunjukan tanda-tanda itu.

Tanda-tanda itu, mata UNYU yang tidak bereaksi, UNYU tidak mengeong atau mengeluarkan suara. Nafas yang terengah-engah. Suhu badan semakin menurun, kaki dan tangannya dingin. Lidahnya menjulur keluar.  Dan UNYU cenderung mencari tempat yang gelap dan dingin.

Unyu, tertidur lelap, gemuk menggemaskan 
Ya Allah, sedih tak tertahan. Aku tidak bisa menyelamatkan UNYU. Aku pasrah dan hanya bisa menemani UNYU di saat-saat terakhirnya. Aku hanya bisa mengelus UNYU saat sekarat. Air mata ku tak terbendung, betapa aku sangat menyayangi UNYU. Aku hanya bisa berterima kasih kepada Allah, sudah memberikan UNYU sebagai teman saat sepiku dan juga sumber kebahagiannku.

Aku sadar, bahwa sekeras apapun aku mecoba mengobati UNYU, tapi umur UNYU sudah ditentukan oleh Allah. Umur UNYU hanya satu tahun bersamaku. Harapku Allah bisa menciptakan lagi UNYU untukku di surga kelak. Dan semoga UNYU bisa bersaksi kepada Allah untukku bahwa Aku sangat menyayangi UNYU, sehingga Allah mengampuni dosa-dosa ku. Harapku, UNYU dan kucing-kucing ku yang terdahulu bisa menjadi investasi pahala di akhirat kelak.

Semoga “Oreng” saudara kandungmu  bisa memiliki umur yang panjang dan sehat agar bisa menemaniku. Selamat jalan UNYU, terima kasih karena Aku pernah bahagia dengan kehadiranmu.